when life doesn't goes as plan
Semua berawal dari sini;"Halo, Eninta. Saya dari panitia Gamamedfair, maaf malam-malam ganggu, mau nanya Eninta ikut lomba project pelajar atau memang ikut tdfk? Terimakasih :)"
Diterima: 06.07.34am, 06 Mei '13
Dari: (no name) +62857
-
Saya pernah bermimpi. Saya pernah menangis. Menangis ketika saya pikir mimpi saya terhambat karna sesuatu (ini hanya buah pikiran saya kala itu). Menangis ketika Allah mengizinkan saya mencicipi lagi sebagian dari mimpi saya. Dan akhirnya saya menangis lagi ketika saya menyadari bahwa mimpi itu bukan garis saya, melainkan garis bagi orang lain. Ya, saya terlampau sering menangis pada fase itu.
Pernah seringkali saya bertanya;
Tuhan, apakah ada yang salah dengan mimpi saya?
Jika iya, dimana letak kesalahannya, Tuhan?
Pikiran kalut itu itu memang sering bersarang dipikiran saya. Tapi yang saya tahu, Tuhan tidak pernah salah. Demikian pun dengan mimpi saya. Sekarang tinggal bagaimana saya menjadikan mimpi tersebut untuk tidak lagi menjadi sebuah mimpi.
Siklus berusaha-berdoa-menangis-berusaha-berdoa-menangis dst bukan siklus biasa melainkan siklus yang akhirnya saya tahu bahwa Allah memang menyuruh saya belajar darinya. Mungkin saya pernah lalai. Mungkin saya terlampau santai. Ketika saya masih sibuk menggambar "garis" sedang yang lain menggambar "bangun ruang". Tapi saya percaya, segala ridho-Nya adalah sebaik-baik langkah awal.
Tentang kampus gajah, alma mater krem, dan sebagian mimpi kecil saya tidak berhenti disini, melainkan berawal dari sini. Cita-cita saya adalah menjadi seorang dokter dan belajar di kampus gajah itu hanya sebagai pemanis cita-cita saya. Well, happy ending versi kita tidak selalu sama dengan versi Tuhan, kan? :)
Innal amra kullahuu lillaah
"sesungguhnya segala urusan itu di genggaman Allah"
ali imran:154
Juli 19, 2014 @ 15.59 / 0 daisies